Mei ini cukup berantakan.
Tentang jadwal yang sering bertabrakan hingga ditegur sana-sini. Tentang mata kuliah yang mulai bertumpuk tugas dan bab-bab rumit menyita perhatian, belum lagi tabungan mata kuliah. Tentang musibah-musibah yang rasanya menyita emosi di tengah kesibukan. Tentang tanggungan deadline yang lagi dan lagi, selalu menumpuk. Belum kelar UTS, tugas UAS mulai menghampiri. Tentang pola hidup yang makin berantakan, bahkan sempat drop akhirnya.
Setidaknya, tiap sial yang mampir dalam satu bulan itu membuat kita punya alasan untuk melanjutkan bulan setelahnya. Tiap musibah yang datang selalu mengingatkan kita tentang ikhlas dan tawakal. Setidaknya, tiap kesulitan yang hinggap sekejap membuat kita lebih peka akan sekecil apapun rezekiNya.
Setidaknya aku banyak belajar. Sembari menunggu kejutan besar apa yang telah Ia siapkan di depan. Ivan Lanin bilang tulisan adalah perjalanan. Maka ini sekelumit perjalanan dari seorang mahasiswi yang berjibaku menyelesaikan semua tantangan hidupnya.
Satu waktu nanti, aku akan bersorak diiringi senyum mentari. Selebrasi atas hari-hari yang telah ku jalani dengan berani. Apapun langkah yang telah terlalui, tak pernah ku sesali. Sebab semua ku jalani dengan lapang hati, atas kemauan diri sendiri.
